SD NEGERI SURYODININGRATAN 1 TERPILIH SEBAGAI TEMPAT PELATIHAN SATUAN PENDIDIKAN AMAN BENCANA

Suryodingratan, Kota Jogja - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta menyelenggarakan pelatihan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di Kelurahan Suryodiningratan dilaksanakan selama tiga hari mulai tanggal 5,12 dan 19 September  2022 di SD Negeri Suryodingratan 1.

Pelatihan SPAB ini di hadiri oleh Perwakilan dari BPBD Kota Yogyakarta, Pejabat Kelurahan Suryodiningratan, Kepala Sekolah beserta guru pendidik SD Negeri Suryodiningratan 1 dan Relawan KTB Rintisan Kampung Suryodiningratan serta lembaga dan unsur tokoh masyakarat yang ada di Kelurahan Suryodiningratan.

Sambutan pertama dalam pelatihan SPAB ini dilakukan oleh Darmanto selaku perwakilan dari BPBD Kota Yogyakarta, beliau membuka pelatihan dan sekaligus memberikan arahan bahwa dengan dilaksanakannya SPAB selama tiga hari yang dimulai tanggal 5 September 2022 di SD Negeri Suryodingratan 1 ini diharapkan dapat mempersiapkan satuan pendidikan dengan menumbuhkan sikap tangguh dalam menghadapi dan menanggulangi bencana. Disamping itu perlunya mengantisipasi hal-hal yang berpotensi menjadi bencana, baik dari segi perawatan gedung, menjaga lingkungan, pemahaman kepada anak didik, serta berbagai hal lainya. Jika kejadian bencana terjadi di sekolah maupun saat kegiatan sekolah berlangsung maka inilah yang perlu disiapkan.

Sebagai narasumber dalam pelatihan ini adalah Zela Septikasari, M.Sc.,M.Pd beliau adalah rekanan/konsultan dari CV. Greenterra Mapindo. Septikasari memberikan materi tentang pentingnya pelatihan SPAB di sekolah dan menyampaikan gambaran umum tentang SPAB dalam edukasi tentang dampak dari bencana. Dijelaskan pula bahwa terdapat tiga pilar utama Satuan Pendidikan Aman Bencana yaitu Fasilitas Sekolah Aman, Manajemen Bencana di Sekolah dan Pendidikan Pencegahan dan Pengurangan Risiko Bencana. 

Dalam kesempatan itu Septikasari mengenalkan konsep Pentahelix atau multipihak.  Pentahelix ini merupakan unsur kolaborasi yang menggabungkan berbagai pihak diantaranya, Academy, Business, Community, Government, and Media (ABCGM).

Konsep pentahelix yang menggabungkan peran akademisi (sebagai konseptor), badan usaha/ bisnis (enabler), komunitas (akselerator), pemerintah (regulator, kontroler, dan koordinator), dan media bertujuan untuk mengembangkan inovasi pengetahuan yang memiliki potensi bertransformasi menjadi produk maupun jasa yang bernilai dan bermanfaat bagi masyarakat.

Dari konsep Pentahelix ini jika diterapkan dalam Satuan Pendidikan Aman Bencana maka akan banyak pihak yang berperan dalam pencegahan dan penanggulangan bencana yang terjadi. Adapun dari para pihak tersebut akan mendukung kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan sebelum bencana dapat berupa pendidikan peningkatan kesadaran bencana (disaster awareness), latihan penanggulangan bencana (disaster drill), penyiapan teknologi tahan bencana (disaster-proof), membangun sistem sosial yang tanggap bencana, dan perumusan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana (disaster management policies). Sedangkan untuk kegiatan pasca bencana (post event) berupa emergency response dan recovery dari pada kegiatan sebelum bencana berupa disaster reduction/mitigation dan disaster preparedness.

Foto narasumber saat bersama anggota KTB dan para peserta pelatihan SPAB berdiskusi di dalam ruangan.

Foto narasumber saat bersama pendidik/guru dan para peserta pelatihan SPAB berdiskusi di dalam ruangan.

Foto Siswa SD Negeri Suryodiningratan saat simulasi dalam pelatihan SPAB